BAB II LANDASAN TEORI
Nama : Ria Indriati
NPM : 15210848
Kelas : 3EA13
MK : Metode Riset ( Landasan Teori)
BAB II
LANDASAN TEORI
I. Teori Dasar
1.1 Konsep Kepuasan Konsumen
1. Pengertian Kepuasan Konsumen
Menurut
Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap
kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Kotler
menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan
dengan harapannya, sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan pelanggan
sebagai suatu tanggapan emosial pada evaluasi terhadap pengalaman
konsumsi suatu produk atau jasa. (Tjiptono,1997).
Kepuasan
merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen
melakukan/menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen
(nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan (perguruan
tinggi) di dalam usaha memenuhi harapan konsumen.
2. Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan
yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .
3. Pengukuran Kepuasan Konsumen
Menurut
Philip Kotler (1997:38) ada empat metode yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen yaitu :
a. Sistem keluhan dan saran
a. Sistem keluhan dan saran
Untuk
mengidentifikasikan masalah maka perusahaan harus mengumpulkan
informasi langsung dari konsumen dengan cara menyediakan kotak saran.
Informasi yang terkumpul untuk memberikan masukan bagi perusahaan.
b. Survei kepuasan konsumen
b. Survei kepuasan konsumen
Survei
kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan cara survei melalui pos surat,
telephone, maupun wawancara pribadi. Dengan metode ini perusahaan dapat
menciptakan komunikasi 2 arah dan menunjukkan perhatiannya kepada
konsumen.
c. Ghost Shopping
c. Ghost Shopping
Metode
ini digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan
pesaing dan membandingkannya dengan perusahaan yang bersangkutan.
d. Analisis kehilangan konsumen
d. Analisis kehilangan konsumen
Tingkat
kehilangan konsumen menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan
konsumennya. Perusahaan seharusnya menganalisa dan memahami mengapa
konsumen tersebut berhenti mengkonsumsi produk kita.
Terdapat
lima dimensi yang dirancang untuk mengukur kualitas pelayanan yang
didasarkan pada perbedaan antara nilai harapan dengan nilai kinerja yang
dirasakan oleh konsumen yaitu : Responsivness, Reliability, Assurance, Emphaty dan Tangibles.
1. Responsive (daya
tanggap / kesigapan) adalah suatu respon / kesigapan karyawan dalam
membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
2. Reliability (keandalan) adalah suatu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya.
3. Assurance (jaminan)
adalah kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara
tepat, kualitas, keramah-tamahan, perkataan atau kesopanan dalam
memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi dan
kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen / pelanggan terhadap
perusahaan.
4. Emphaty (perhatian)
adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan perhatian yang bersifat
individual atau pribadi kepada para pelanggan / konsumen.
5. Tangibles (kemampuan
fisik) adalah suatu bentuk penampilan fisik, peralatan personal, media
komunikasi dan hal-hal yang lainnya yang bersifat fisik.
II. Tinjauan Riset Terdahulu
Menurut Sornauli Saragih
; 2009 ; USU Repository 2008, Dalam sistem Kesehatan Nasional
disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat
kesehatn yang optimal sebagai salah satu unsure kesejahteraan umum,
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang
menyeluruh, terpadu dan merata yang dapat diterima dan terjangkau oleh
seluruh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah sarana, prasarana, tenaga
kesehatan, pelayanan yang tersedia dan manajerial. Dan faktor yang
mempengaruhi kepuasan pasien adalah kehandalan, daya tangkap, jaminan,
empati dan bukti fisik.
Menurut
Agus Hufron dan Supratman ; 2003. Puskesmas sebagai salah satu
pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai tugas pokok memberikan
pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar. Saat ini
distribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Setiap Puskesmas melayani
30000 – 50000penduduk atau sekurang – kurangnya satu kecamatan mempunyai
satu puskesmas. Untuk memperluas jangkauan kesehatan, setiap puskesmas
dibantu oleh 3 – 4 Puskesmas Pembantu dan satu Puskesmas Keliling
(Depkes RI, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan
adalah sarana, prasarana, tenaga kesehatan, pelayanan yang tersedia dan
manajerial. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah
kehandalan, daya tanggap, perhatian, keyakinan dan penampilan.
Menurut
Agus Slamet Wiyono dan M. Wahyuddin ; Untuk mengetahui penilaian
konsumen tentang kualitas pelayanan tenaga medis, paramedic dan
penunjang medis, serta kepuasan yang dapat dirsakannya. Hal ini penting
sebagai acuan dalam pembenahan pelayanan agar dapat memberikan kepuasan
optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah kualitas pelayanan medis, kualitas pelayanan paramedis dan kualitas pelayanan penunjang medis.
III. Pengembangan Hipotesis
Visi
pembangunan kesehatan tahun 2010 adalah mewujudkan masyarakat, bangsa,
dan Negara yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjngkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi – tingginya di seluruh wilayah Republik
Indonesia. Misi pembangunan kesehatan yaitu melaksanakan upaya promotif,
perventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya tersebut dilaksanakan
disemua tempat pelayanan kesehatan dan Puskesmas sampai rumah sakit,
baik pemerintah maupun swasta (Depkes RI, 2001).
Untuk
mengetahui hubungan kualitas pelayanan (sarana, prasarana, tenaga
kesehatan, pelayanan yang tersedia, manjerial) dan kepuasan pasien
(kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar