Senin, 03 Desember 2012

TEMA : KUALITAS DAN KUANTITAS PELAYANAN PUSKESMAS
Puskesmas merupakan organisasi fungsional yang bertugas untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Di dalam memberikan pelayanan, puskesmas harus mengutamakan kualitas serta kuantitasnya jangan sampai oraganisasi yang dibentuk oleh pemerintah ini tidak bisa memberikan pelayana terbaik untuk masyarakat. Pelayanan yang kurang memuaskan akan menyebabkan berkurangnya masyarakat yang percaya terhadap kinerja  puskesmas. Bila hal ini terjadi, maka puskesmas akan kalah bersaing dengan klinik bahkan rumah sakit. Oleh sebab itu puskesmas harus berupaya menitikberatkan pelayanannya untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu  serta kualitas dan kuantitas pelayanan kepada masyarakat.
 
Latar Belakang Masalah
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota. Puskesmas merupakan salah satu pelayanan kesehatan masyarakat yang  mempunyai tugas pokok memberikan pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar. Saat ini distribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatn yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan terbaik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan.
Untuk menjamin kualitas pelayanan, Puskesmas wajib melaksanakan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Melalui SP2TP, Puskesmas diwajibkan mengumpulkan data transaksi pelayanan baik pelayanan UKP maupun UKM secara rutin. Melalui berbagai program yang terselenggara, mereka diwajibkan membuat laporan bulanan ke dinas kesehatan melalui format LB1 (laporan bulanan 1) yang berisi morbiditas penyakit, LB2 yang berisi laporan pencatatan dan penggunaan obat, LB3 dan LB4 yang lebih banyak memuat tentang program puskesmas. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang menyeluruh, terpadu dan merata yang dapat diterima dan terjangkau oleh seluruh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB I
PENDAHULUAN
I.                  Latar Belakang Masalah
1.1  Fenomena
Analisa Hubungan Antara Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Dan Koperasi Kredit (KOPDIT)”
1.2  Riset Terdahulu
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam, kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya.
Terdapat dua bentuk Koperasi Simpan Pinjam yang dikembangkan
Oleh Kementerian Negara Koperasi dan UKM yaitu : (1) Koperasi Simpan Pinjam disebut KSP yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam, dan (2) Unit Simpan Pinjam disebut USP adalah unit usaha yang dibentuk dalam suatu koperasi sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi melakukan kegiatan usaha simpan pinjam (PP No. 9 Thn 1995).
Dalam perkembangannya KSP di duga banyak yang menyimpang dari jatidiri koperasi karena kurang mampu mengimplementasikan prinsip dasar koperasi sebagai pedoman pelaksanaan operasional dibanding dengan Kopdit. Selain implementasi jati diri KSP juga diduga banyak memanfaatkan bantuan modal dari Pemerintah. Kondisi ini mempengaruhi independensi atau kemadirian KSP untuk memobilisasi permodalan dari anggotanya, sedangkan Kopdit mampu memobilisasi modal dari anggota dan dimanfaatkan untuk anggota. Kegiatan ini berpengaruh terhadap tingkat pelayanan Kopdit/KSP.
1.3  Motivasi Penelitian
Berdasarkan riset terdahulu maka penelitian ini tentang Analisa Hubungan Antara Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi Kredit (KOPDIT).
II.               Perumusan Masalah
Berdasarkan motivai penelitian maka Perumusan masalah adalah analisis perbedaan antara Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi Kredit (KOPDIT).
III.           Masalah
Dari penjelasan di atas, masalah yang akan diamati dalam kajian ini adalah :
1.        Sejauhmana perbedaan antara KSP dengan KOPDIT dalam melaksanakan prinsip koperasi?
2.        Sejauhmana pengelolaan KSP dan KOPDIT dalam permodalan?
3.        Bagaimana pelayanan KSP dan KOPDIT terhadap anggota?
IV.            Tujuan
1.      Untuk mengetahui perbedaan antara Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi Kredit (KOPDIT).
2.      Untuk mengetahui bagaiman pengelolaan KSP dan KOPDIT dalam permodalan
3.      Untuk mengetahui bagaimana pelayanan KSP dan KOPDIT terhadap anggota dan masyyarakat.
V.               Daftar Pustaka
1.      www.google.com
2.      Peraturan pemerintah nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam.
 
 
 BAB II
 LANDASAN TEORI
I.                   Teori Dasar
1.1  Konsep Kepuasan Konsumen
1.      Pengertian Kepuasan Konsumen
Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Kotler menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya, sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosial pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. (Tjiptono,1997).
Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan/menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan (perguruan tinggi) di dalam usaha memenuhi harapan konsumen.
2.      Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen

Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :

a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan
yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .

3.      Pengukuran Kepuasan Konsumen
Menurut Philip Kotler (1997:38) ada empat metode yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen yaitu :

a. Sistem keluhan dan saran
Untuk mengidentifikasikan masalah maka perusahaan harus mengumpulkan informasi langsung dari konsumen dengan cara menyediakan kotak saran. Informasi yang terkumpul untuk memberikan masukan bagi perusahaan.

b. Survei kepuasan konsumen
Survei kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan cara survei melalui pos surat, telephone, maupun wawancara pribadi. Dengan metode ini perusahaan dapat menciptakan komunikasi 2 arah dan menunjukkan perhatiannya kepada konsumen.

c. Ghost Shopping
Metode ini digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan pesaing dan membandingkannya dengan perusahaan yang bersangkutan.

d. Analisis kehilangan konsumen
Tingkat kehilangan konsumen menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan konsumennya. Perusahaan seharusnya menganalisa dan memahami mengapa konsumen tersebut berhenti mengkonsumsi produk kita.
Terdapat lima dimensi yang dirancang untuk mengukur kualitas pelayanan yang didasarkan pada perbedaan antara nilai harapan dengan nilai kinerja yang dirasakan oleh konsumen yaitu : Responsivness, Reliability, Assurance, Emphaty dan Tangibles.
1.    Responsive (daya tanggap / kesigapan) adalah suatu respon / kesigapan karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
2.    Reliability (keandalan) adalah suatu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya.
3.    Assurance (jaminan) adalah kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas, keramah-tamahan, perkataan atau kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen / pelanggan terhadap perusahaan.
4.    Emphaty (perhatian) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada para pelanggan / konsumen.
5.    Tangibles (kemampuan fisik) adalah suatu bentuk penampilan fisik, peralatan personal, media komunikasi dan hal-hal yang lainnya yang bersifat fisik.
II.                Tinjauan Riset Terdahulu
Menurut Sornauli Saragih ; 2009 ; USU Repository 2008, Dalam sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatn yang optimal sebagai salah satu unsure kesejahteraan umum, Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang menyeluruh, terpadu dan merata yang dapat diterima dan terjangkau oleh seluruh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah sarana, prasarana, tenaga kesehatan, pelayanan yang tersedia dan manajerial. Dan faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah kehandalan, daya tangkap, jaminan, empati dan bukti fisik.
Menurut Agus Hufron dan Supratman ; 2003. Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai tugas pokok memberikan pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar. Saat ini distribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Setiap Puskesmas melayani 30000 – 50000penduduk atau sekurang – kurangnya satu kecamatan mempunyai satu puskesmas. Untuk memperluas jangkauan kesehatan, setiap puskesmas dibantu oleh 3 – 4 Puskesmas Pembantu dan satu Puskesmas Keliling (Depkes RI, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah sarana, prasarana, tenaga kesehatan, pelayanan yang tersedia dan manajerial. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah kehandalan, daya tanggap, perhatian, keyakinan dan penampilan.
Menurut Agus Slamet Wiyono dan M. Wahyuddin ; Untuk mengetahui penilaian konsumen tentang kualitas pelayanan tenaga medis, paramedic dan penunjang medis, serta kepuasan yang dapat dirsakannya. Hal ini penting sebagai acuan dalam pembenahan pelayanan agar dapat memberikan kepuasan optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah kualitas pelayanan medis, kualitas pelayanan paramedis dan kualitas pelayanan penunjang medis.
III.             Pengembangan Hipotesis
Visi pembangunan kesehatan tahun 2010 adalah mewujudkan masyarakat, bangsa, dan Negara yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjngkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Misi pembangunan kesehatan yaitu melaksanakan upaya promotif, perventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya tersebut dilaksanakan disemua tempat pelayanan kesehatan dan Puskesmas sampai rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta (Depkes RI, 2001).
Untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan (sarana, prasarana, tenaga kesehatan, pelayanan yang tersedia, manjerial) dan kepuasan pasien.
 
 
 
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Judul  : Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen Di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten ; Azis Slamet Wiyono dan M. Wahyuddin ;
I.                   Data
1.1  Teknik Pengumpulan Data
Data pasien bulan April 2001 sampai dengan 2005 menunjukan bahwa jumlah setiap bulannya di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten mengalami pasang surut, kadang-kadang naik atau sebaliknya. Hal ini mengindikasikan adanya kemungkinan ketidakpuasan pasien dengan pelayanan yang diberikan. Fakta dan uraian tersebut di atas selanjutnya memotivasi penelitian tentang pengaruh kualitas pelayanan medis, kualitas pelayanan paramedis, dan kualitas pelayanan penunjang medis terhadap kepuasan konsumen. Hal ini penting untuk memperkirakan keinginan dan harapan konsumen agar pelayanan yang disediakan bisa memberikan kepuasan optimal dan akhirnya konsumen menjadi loyal.
Pengumpulan data menggunakan metode angket. Data dikumpulkan dengan cara menyebar daftar pertanyaan untuk mendapatkan data-data penilaian konsumen tentang kualitas pelayanan medis, kualitas pelayanan paramedis, kualitas penunjang medis, dan kepuasan yang dirasakan. Jenis data yang dikumpulkan termasuk data primer yang diperoleh dari konsumen atau pasien/keluarga pasien.
II.                Eksplorasi Data
2.1  Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah pelanggan di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten. Konsumen yang dijadikan sample adalah pasien yang menggunakana jasa rumah sakit tersebut pada minggu terakhir bulan November dan minggu pertama bulan Desember 2005. Teknik pengambilan sample ditentukan dengan purposive sampling / sampling bertujuan.
III.             Variabel dan Indikator
3.1  Jenis Variabel
                                                            1.      Variabel bebas : X1( kualitas pelayanan medis), X2 (kualitas pelayanan paramedic, dan X3 (kualitas pelayanan penunjang medis)
                                                            2.      Variabel terikat : Y (kepuasan konsumen)
3.2  Definisi Operasional
1.      Kepuasan Konsumen adalah perasaan senang atau kecewa yang dialami konsumen setelah membandingkan antara persepsi kinerja (hasil) suatu produk dengan harapan-harapannya.
2.      Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan pelayanan yang dapat memenuhi keinginan konsumen atau pelanggan yang diberikan oleh tenaga medis, paramedis dan penunjang medis. Kualitas pelayanan diukur dengan lima indikator pelayanan (kehandalan, daya tangkap, kepastian, empati dan bukti fisik).
a.      Kehandalan (reiability)
Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat terpercaya, dapat diliha dari :
-          Proses penerimaan pasien yang cepat dan tepat.
-          Pelayanan pemerkasaan, pengobatan cepat dan tepat.
-          Jadwal pelayanan dialankan dengan tepat.
-          Prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit.
b.      Ketanggapan (responsiveness)
Kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa cepat, dilihat dari :
-          Kemampuan petugas untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien.
-          Petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti.
-          Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan.
c.       Keyakinan (assurance)
Pengetahuan, kemampuan, kesopanan pemberi jasa untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan terlihat dari :
-          Pengetahuan dan kmampuan petugas menetapkan problematic pasien.
-          Keterampilan petugas dalam bekerja.
-          Pelayanan yang sopan dan ramah.
-          Jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan.
d.      Perhatian (empathy)
Perhatian pribadi yang diberikan kepada pelanggan terlihat dari :
-          Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien.
-          Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarga.
-          Pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial.
e.      Penampilan (tangible)
Penampilan fisik, peralatan serta personil.
-          Kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan.
-          Penataan eksterior dan interior.
-          Kelengkapan, kesiapan, dan kebersihan alat-alat yang dipakai.
-          Kerapian dan kebersihan petugas.
IV.             Model Penelitian
Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas kuesioner. Tahap selanjutnya, data kuesioner dianalisis dengan regresi berganda melalui uji statistic deskriptif, uji-t. Susunan model empiriknya : 
 
Keterangan :
 
V.                   Hipotesis
H1       : Ada pengaruh signifikan antara kualitas pelayanan medis terhadap kepuasan konsumen di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten.
H2       : Ada pengaruh signifikan antara kualitas pelayanan paramedis terhadap   kepuasan konsumen di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten.
H3       : Ada pengaruh signifikan antara kualitas pelayanan penunjang medis terhadap kepuasan konsumen di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten.
.                Hasil dan Analisis
Penelitian yang dilakukan pada minggu terakhir bulan November dan minggu pertama bulan Desember 2005 berhasil mengumpulkan data dari 100 konsumen, terdiri dari 70 orang pasien rawat jalan dan 30 orang pasien rawat inap. Hasil analisis data selengkapnya adalah sbb :
1.      Uji Validitas
Hasil uji kuesioner variable X1,X2,X3 Dan Y menunjukkan semua item memiliki r hitung lebih dari r table sehingga dinyatakan valid.
2.      Uji Relibialitas
Hasil uji reliabilitas menunjukan semua variabel (X1, X2, X3 dan Y) memiliki r- alpha lebih besar dri r-tabel sehingga kuesioner yang disusun untuk variabel-variabel tersebut reliabel.
3.      Uji Statistik Deskriptif
Hasil uji statistik deskriptif menujukan bahwa mean variabel kepuasan konsumen 19,07 dengan standar deviasi 2,85. Mean variabel kualitas pelayanan medis 71,98 dengan standar deviasi 12,74. Variable kualitas pelayanan paramedis memiliki mean 71,94 dengan standar deviasi 12,09 dan mean untuk kualitas pelayanan penunang medis 70,68 dengan standar deviasi 11,90.
4.      Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh kualitas pelayanan medis (KLM), kualitas pelayanan paramedis (KLP) dan kualitas pelayanan penunjang medis (KLJ) terhadap kepuasan komsumen (KK) di Rumah Sakit Manisrenggo Klaten. Hasil analisis regresi berganda tampak sebagai berikut :


 
            Hasil analisis regresi berganda menunjukan bahwa kualitas pelayanan medis memiliki  pengararuh signifikan dn positif terhadap kepuasan konsumen (koefisien 0,05427) dengan tingkat signifikan 7 %. Kualitas uh signifikan dan positif terhadapa kepuasan konsumen (koefisien sebesar 0,06994) dengan tingkat signifikan 8,8 %. Kualitas pelayan penunjang medis memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan terhadap konsumen (koefisien 0,06287) dengan tingkat signifikan 8,9 %.
1.      Uji T
Uji T dilakukan berdasarkan tingkat signifikan 10 %. Nilai t-hitung X1=1,832. Nilai t-hitung X2=1,723. Nilai t-hitung X3=1,719. Nilai t-tabel pada alfa 10 % = 1,660 terdapat pengaruh signifikan antara variabel kualitas pelayanan medis, kualitas pelayanan paramedis dan akitkualitas pelayanan penunjang medis terhadap kepuasan konsumen di Rumah Sakit Manisrenggo Klaten.
 
 
 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
I.                   Deskripsi (Gambaran Obyek Penelitian)
Penelitian yang dilakukan pada minggu terakhir bulan November dan minggu pertama bulan Desember 2005 berhasil mengumpulkan data dari 100 konsumen, terdiri dari 70 orang pasien rawat jalan dan 30 orang pasien rawat inap.
II.                Hasil Perhitungan
1.      Uji Validitas
Hasil uji kuesioner variable X1,X2,X3 Dan Y menunjukkan semua item memiliki r hitung lebih dari r table sehingga dinyatakan valid.
2.      Uji Relibialitas
Hasil uji reliabilitas menunjukan semua variabel (X1, X2, X3 dan Y) memiliki r- alpha lebih besar dri r-tabel sehingga kuesioner yang disusun untuk variabel-variabel tersebut reliabel.
3.      Uji Statistik Deskriptif
Hasil uji statistik deskriptif menujukan bahwa mean variabel kepuasan konsumen 19,07 dengan standar deviasi 2,85. Mean variabel kualitas pelayanan medis 71,98 dengan standar deviasi 12,74. Variable kualitas pelayanan paramedis memiliki mean 71,94 dengan standar deviasi 12,09 dan mean untuk kualitas pelayanan penunang medis 70,68 dengan standar deviasi 11,90.
4.      Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh kualitas pelayanan medis (KLM), kualitas pelayanan paramedis (KLP) dan kualitas pelayanan penunjang medis (KLJ) terhadap kepuasan komsumen (KK) di Rumah Sakit Manisrenggo Klaten. Hasil analisis regresi berganda tampak sebagai berikut :
                         
Hasil analisis regresi berganda menunjukan bahwa kualitas pelayanan medis memiliki  pengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan konsumen (koefisien 0,05427) dengan tingkat signifikan 7 %. Kualitas pelayanan paramedis memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan konsumen (koefisien sebesar 0,06994) dengan tingkat signifikan 8,8 %. Kualitas pelayan penunjang medis memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan terhadap konsumen (koefisien 0,06287) dengan tingkat signifikan 8,9 %.
5.      Uji T
Uji T dilakukan berdasarkan tingkat signifikan 10 %. Nilai t-hitung X1=1,832. Nilai t-hitung X2=1,723. Nilai t-hitung X3=1,719. Nilai t-tabel pada alfa 10 % = 1,660 terdapat pengaruh signifikan antara variabel kualitas pelayanan medis, kualitas pelayanan paramedis dan akitkualitas pelayanan penunjang medis terhadap kepuasan konsumen di Rumah Sakit Manisrenggo Klaten.
III.             Analisis
Hasil analisis data menunjukkan semua variabel kulatitas pelayanan secara signifikan memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten. Variabel kualitas pelayanan medis memiliki signifikan terhadap kepuasan dengan tingkat signifikan 7 %. Variabel kualitas pelayanan paramedis memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konseumen dengan tingkat signifikan 8,8 %. Variabel pelayanan penunjang medis memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen dengan tingkat signifikan 8,9 %.
Koefisisen kualias pelayanan medis 0,05427 dan bertanda positif. Artinya jika kualitas pelayanan medis meningkat 1 skor, maka kepuasan kosnumen akan meningkat 0,05427 skor. Koefisien kualitas pelayanan paramedis sebesar 0,06994 dan juga bertanda positif. Hal ini berarti kenaikan 1 skor kualitas pelayanan paramedis akan mengakibatkan kenaikan 0,06994 skor pada kepuasan konsumen. koefisien kualitas pelayanan penunjang medis sebesar 0,06287 juga bertanda positif. Berarti kenaikan 1 skor variabel ini akan mengakibatkan kenaikan 0,06287 skor kepuasan konsumen.
Hasil analisis data dan pembahasan di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikan 10 % ketiga hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hendrajana (2005) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara berbagai variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil penelitian Wahyuddin dan Muryati (2001) dan Susanto (2001) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh signifikan antara variabel pelayanan terhadap variabel kepuasan konsume sesuai hasil penelitian ini.
Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Gunawan (2003) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh signifikan antara beragai dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil penelitian Muhaemin (2005) yang menyatakan bahwa tidak semua variabel kualitas peyanan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.
 
BAB V
KESIMPULAN
I.                   Intisari Analisis
Hasil analisis data menunjukkan semua variabel kulatitas pelayanan secara signifikan memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten. Variabel kualitas pelayanan medis memiliki signifikan terhadap kepuasan dengan tingkat signifikan 7 %. Variabel kualitas pelayanan paramedis memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konseumen dengan tingkat signifikan 8,8 %. Variabel pelayanan penunjang medis memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen dengan tingkat signifikan 8,9 %.
Koefisisen kualias pelayanan medis 0,05427 dan bertanda positif. Artinya jika kualitas pelayanan medis meningkat 1 skor, maka kepuasan kosnumen akan meningkat 0,05427 skor. Koefisien kualitas pelayanan paramedis sebesar 0,06994 dan juga bertanda positif. Hal ini berarti kenaikan 1 skor kualitas pelayanan paramedis akan mengakibatkan kenaikan 0,06994 skor pada kepuasan konsumen. koefisien kualitas pelayanan penunjang medis sebesar 0,06287 juga bertanda positif. Berarti kenaikan 1 skor variabel ini akan mengakibatkan kenaikan 0,06287 skor kepuasan konsumen.
II.                Saran dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data di atas dapat disimpulkan bahwa semua variabel kualitas pelayanan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten. Variabel kualitas pelayanan paramedis memiliki pengaruh terbesar kemudian kualitas kenyamanan penunjang medis dan terkecil kualitas pelayanan medis.
Saran :
Untuk itu, Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten perlu secara rutin mengamati pelayanannya agar dapat mempertahankan kelebihan-kelebihan yang ada dan membenahi kekurangan-kekurangannya. Keterlibatan tenaga medis, paramedis dan penunjang medis dalam melayanani pasien perlu ditingkatkan agar kepercyaan dan pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen meningkat. Peningkatan kualitas pelayanan paramedis perlu diprioritaskan karena variable ini memiliki pengaruh terbesar terhadap kepuasan konsumen.
III.             Kekurangan/Kelemahan
Kekurangannya itu pada kualitas pelayanan medis karena kualitas pelayanan medis adalah persentase terkecil dari ketiga hipotesis diatas. Variabel kualitas pelayanan medis memiliki signifikan terhadap kepuasan dengan tingkat signifikan 7 %.
IV.             Usulan/Rekomendasi Riset Selanjutnya
Rekomendasi untuk penelitian berikutnya agar mengkaji variabel lain di luar model penelitian ini, misalnya kualitas pelayanan nonmedis dan biaya rumah sakit. Peneli yang akan datang juga disarankan agar menggunakan metode analisis data yang lebih tepat, misalnya binary logistic.