TRAGEDI TEROWONGAN MINA
Musim
haji telah tiba. Jutaan umat muslim dari seluruh penjuru dunia kembali
berkumpul di tanah suci untuk menunaikan salah satu rukun iman dalam agama
islam, yakni Ibadah Haji.
Ingatkah/ tahukah anda bahwa dalam sejarah pelaksanaan
Ibadah Haji, pernah terjadi tragedy pada tahun 1990di sebuah terowongan mina?
Mina adalah sebuah lembah di kota padang pasir yang
terletak 5 KM sebelah timur kota Mekkah, Arab Saudi. Ia terletak di antara
Mekkah dan Muzdalifah. Mina mendapat julukan kota tenda, karena berisi
tenda-tenda untuk jutaan jamaah Haji seluruh dunia. Tenda-tenda itu tetap
berdiri meski musim haji tidak berlangsung.Mina paling di kenal sebagai tempat
dilaksanakannya kegiatan lempar Jumrah dalam ibadah haji.
Mina di datangi oleh jamaah haji pada tanggal 8Dzhulhijah
atau sehari sebelum Wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal disini sehari semalam.
Dan pada tanggal 9 Dzhulhijah jamaah haji berangkat ke Arafah.
Jamaah haj datang lagi ke mina setelah selesai
melaksanakan wukuf di Arafah untuk melempar jumrah. Tempat atau lokasi melempar
jumrahada 3 yaitu: jumrah Aqabah, Jumrah Wusta, dan Jumrah Ula. Di mina jamaah
haji waib melaksanakan mabit (bermalam) yaitu malam tanggal 11,12 Dzulhijah
Bagi jamaah haji yang melaksanakan nafar Awal , atau malam tanggal 11,12,13
Dzulhijah bagi jamaah yang melaksanakan Nafar Tsani (melempar jumrah sampai 3
hari).
Pada tanggal 2 juli 1990, ibadah haji diwarnai kabar duka
dari Mekkah, yaitu tewasnya 1.426 orang jamaah haji akibat saling injak di terowongan
Haratul Lisan, Mina. Dari seluruh korban tersebut, sebanyak 649 jamaah asal
Indonesia menjadi korban insiden maut tersebut. Itu terjadi karena jamaah, baik
yang akan pergi melempar jumrah maupun yang pulang berebutan dari dua arah
untuk memasuki satu-satunya terowngan yang menghubungkan tempat jumrah dan
Haratul Lisan. Karena ingin mendapatkan yang Afdhal atau utama dalam ibadah
nya. Kekacauan itu berubah menjadi tragedy. Mereka berdesakan, berimpitan, dan
lalu berguguran. Puluhan orang telah berjatuhan, tapi dorongan massa seolah tak
peduli. Desakan terrasa semakin kuat karena massa di belakang tidak tahu apa
yang terjadi dan terus merangsek.
Petugas keamanan Arab Saudiyang jumlah nya tak memmadai
tak mampu berbuat banyak.ribuan anggota jamaah
bahkan mulai naik lewat pintu barat, yang seharusnya menjadi pintu keluar. Tak ayal, massa yang
saling terdorong mngakibatkan banyak
yang terjatuh lalu terinjak-injak. Kepanikan semakin menjadi-jadi. Mereka yang
terngah tergencet, sementarayang pnggir terjepit dip agar dan bahkan terlempar
ke lantai bawah ketika pagar jebol. Setelah melayang 6 meter ke bawah, mereka
menimpa jemaah di lantai satu. Gema basmalah
dan takbir kini bercampur dengan rintihan, teriakan, dan lolongan
kesakitanjemaah yang terdesak, tersikut, jatuh, terimpit, tertimpa, dan
terinjak jemaah lainnya.
Akibat terpaan cuaca di Mekkah yang kurang bersahabat,
banyak yang menjadi korban dalam tragedy tsb. Keesokan hari nya, ambulans dan
mobil-mobil polisi terlihat sibuk menyingkirkan orang-orang dari lokasi musibah
untuk meudah kan upaya penyelamatan. Jenazah-jenazah terpaksa di tumpuk-tumpuk
di atas truk karena kurangnya ambulans. Bahkan jemaah yang terluka pun terpaksa
ikut di evakuasi ke rumah sakit menumpang truk yang penuh dengan tumpukan
jenazah.
Kini di tengah
semua perdebatan tanpa akhir tentang siapa yang harus bertanggung jawab, serta
iringan derai air mata saudara, anak, istri, teman dan kerabat di Tanah Air,
jenazah para korban di kebumikan di Ma’la. Di pekuburan khusus jemaah haji di
kawasanJkfariyah, Mekkah. Bersama jenazah-jenazah lainnya dari seluruh dunia
beristirahat dengan tenang. Cita-cita mereka untuk memenuhi panggilan Allah
telah terkabul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar