Rabu, 27 Maret 2013

TRAGEDI TEROWONGAN MINA


TRAGEDI TEROWONGAN MINA

Musim haji telah tiba. Jutaan umat muslim dari seluruh penjuru dunia kembali berkumpul di tanah suci untuk menunaikan salah satu rukun iman dalam agama islam, yakni Ibadah Haji.
            Ingatkah/ tahukah anda bahwa dalam sejarah pelaksanaan Ibadah Haji, pernah terjadi tragedy pada tahun 1990di sebuah terowongan mina?
           Mina adalah sebuah lembah di kota padang pasir yang terletak 5 KM sebelah timur kota Mekkah, Arab Saudi. Ia terletak di antara Mekkah dan Muzdalifah. Mina mendapat julukan kota tenda, karena berisi tenda-tenda untuk jutaan jamaah Haji seluruh dunia. Tenda-tenda itu tetap berdiri meski musim haji tidak berlangsung.Mina paling di kenal sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan lempar Jumrah dalam ibadah haji.
            Mina di datangi oleh jamaah haji pada tanggal 8Dzhulhijah atau sehari sebelum Wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal disini sehari semalam. Dan pada tanggal 9 Dzhulhijah jamaah haji berangkat ke Arafah.
            Jamaah haj datang lagi ke mina setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah untuk melempar jumrah. Tempat atau lokasi melempar jumrahada 3 yaitu: jumrah Aqabah, Jumrah Wusta, dan Jumrah Ula. Di mina jamaah haji waib melaksanakan mabit (bermalam) yaitu malam tanggal 11,12 Dzulhijah Bagi jamaah haji yang melaksanakan nafar Awal , atau malam tanggal 11,12,13 Dzulhijah bagi jamaah yang melaksanakan Nafar Tsani (melempar jumrah sampai 3 hari).
            Pada tanggal 2 juli 1990, ibadah haji diwarnai kabar duka dari Mekkah, yaitu tewasnya 1.426 orang jamaah haji akibat saling injak di terowongan Haratul Lisan, Mina. Dari seluruh korban tersebut, sebanyak 649 jamaah asal Indonesia menjadi korban insiden maut tersebut. Itu terjadi karena jamaah, baik yang akan pergi melempar jumrah maupun yang pulang berebutan dari dua arah untuk memasuki satu-satunya terowngan yang menghubungkan tempat jumrah dan Haratul Lisan. Karena ingin mendapatkan yang Afdhal atau utama dalam ibadah nya. Kekacauan itu berubah menjadi tragedy. Mereka berdesakan, berimpitan, dan lalu berguguran. Puluhan orang telah berjatuhan, tapi dorongan massa seolah tak peduli. Desakan terrasa semakin kuat karena massa di belakang tidak tahu apa yang terjadi dan terus merangsek.
            Petugas keamanan Arab Saudiyang jumlah nya tak memmadai tak mampu berbuat banyak.ribuan anggota jamaah  bahkan mulai naik lewat pintu barat, yang seharusnya  menjadi pintu keluar. Tak ayal, massa yang saling terdorong  mngakibatkan banyak yang terjatuh lalu terinjak-injak. Kepanikan semakin menjadi-jadi. Mereka yang terngah tergencet, sementarayang pnggir terjepit dip agar dan bahkan terlempar ke lantai bawah ketika pagar jebol. Setelah melayang 6 meter ke bawah, mereka menimpa jemaah di lantai satu. Gema basmalah  dan takbir kini bercampur dengan rintihan, teriakan, dan lolongan kesakitanjemaah yang terdesak, tersikut, jatuh, terimpit, tertimpa, dan terinjak jemaah lainnya.
            Akibat terpaan cuaca di Mekkah yang kurang bersahabat, banyak yang menjadi korban dalam tragedy tsb. Keesokan hari nya, ambulans dan mobil-mobil polisi terlihat sibuk menyingkirkan orang-orang dari lokasi musibah untuk meudah kan upaya penyelamatan. Jenazah-jenazah terpaksa di tumpuk-tumpuk di atas truk karena kurangnya ambulans. Bahkan jemaah yang terluka pun terpaksa ikut di evakuasi ke rumah sakit menumpang truk yang penuh dengan tumpukan jenazah.
             Kini di tengah semua perdebatan tanpa akhir tentang siapa yang harus bertanggung jawab, serta iringan derai air mata saudara, anak, istri, teman dan kerabat di Tanah Air, jenazah para korban di kebumikan di Ma’la. Di pekuburan khusus jemaah haji di kawasanJkfariyah, Mekkah. Bersama jenazah-jenazah lainnya dari seluruh dunia beristirahat dengan tenang. Cita-cita mereka untuk memenuhi panggilan Allah telah terkabul.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar