Kita baru tersadar kalo orang yang dekat dengan kita akan sangat berarti kalo dia tidak ada disamping kita.
Baiknya dia, kejelekan dia, kebiasaan dia, saat dia tertawa, saat dia termenung semua itu tanpa kita sadari , kita selalu memperhatikan dia.
Keceriaan dia hilang disaat dia pun hilang dari kehidupan kita, rindu saat manis bersama dirinya.. Bagaimana bisa melupakan kenangan bersama orang-orang yang pernah dekat dengan kita? tidak ada kenangan yang bisa dilupakan, baik kenangan indah bersama orang yang kita sayangin, maupun kenangan buruk bersamanya.
Hanya disaat tertentu saja kita bisa berbagi kenangan dia dengan orang lain.. walaupun orang yang kita berbagi cerita tidak bisa merasakan apa yang kita rasa, setidaknya kita bisa berbagi rasa duka yang kita rasakan, dan dengan berbagi itu berharap bisa mengurangi rasa beban di hati kita.. Semangat!!!!
Ini semua kebaikan yang Allah kasih untuk kita, jangan pernah menyesali keputusan yang kita ambil.. tetap semangat dan terus berpikir positif. ^_^
Minggu, 05 Mei 2013
Kegelisahan Ku
Sendiri dan sendiri..
Sepi dan sunyi menjalani hidup ini, tak ada seorang pun
Yang bisa mengerti isi
pikiran ku dan isi hati ku…
Ingin mengadu, ingin bersandar dan ingin sekali aku
menangis..
Tetapi, air mataku tak bisa mengalir..
Kenapa? Kenapa ya Tuhan?
Begitu berat beban pikiran yang kurasakan saat ini..
Tetapi kenapa aku tak bisa menumpahkan air mata ku ini?
Hanya menangis yang ingin aku lakukan..
Sepi.. sepi.. dan sepi!!!
Hanya engkau yang bisa membantuku Tuhan..
Bantu aku, bantu kegelisahan hatiku saat ini..
Karya
: ria indriati
proposal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
1.2 Pembatasan Masalah
Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.
Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga menyebabkan kematian.
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi.
1.3 Perumusan Masalah
1 Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?
2 Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya?
3 Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?
4 Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
5 Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas?
1.4 Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian boraks dan formalin.
Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya.
Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks pada makanan.
1.5 Metode Penulisan
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan angket. Di mana angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada tujuan yang telah ada.
1.6 Hipotesa
1 Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industri tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2 Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin.
3 Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang terkena secara langsung. Dan bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kanker bahkan kematian.
4 Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering melihat orang-orang yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan memakan makanan yang mengandung boraks atau formalin.
1.7 Manfaat
Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya.
Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan.
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan
kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci
mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat
kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh
diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk
dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
a. Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
a. Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang
digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan
dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat,
dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Beberapa pengaruh formalin terhadap
kesehatan adalah sebagai berikut.
a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.
a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang
digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh
dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat
berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan.
Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak
produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak
memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan
formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan
ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harga nya relatif murah dibanding
bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan. Selain itu,
boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan
sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Beberapa
contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin
adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat
berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam
konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita
tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang
digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang
mengandung formalin dan boraks. Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi
makanan yang menggunakan formalin dan boraks.
- Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
- Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
- Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua
dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
- Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
- Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau
menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
- Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
- Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
- Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua
dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
- Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
- Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau
menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang di maksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.
3.2 Sumber data
Sumber data kami adalah beberapa siswa SMA Kanisius, yang kira-kira kami ambil sampel adalah 40 siswa.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket. Dengan angket kami dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan setiap dari pertanyaan itu akan saling berkaitan.
3.4 Teknik Analisis Data
Cara kami dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu kami mulai menghitung jumlah data, setelah itu kami mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. . Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian kami, kami menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, kami menuangkannya dalam karya tulis ini.
sumber
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net
Laporan Ilmiah
LAPORAN
ILMIAH
· Pengertian Laporan Ilmiah
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi,
pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat
berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara
tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil
pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan,
maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan
ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu
dan dalam kesempatan tertentu.
· Dasar Membuat Laporan Ilmiah
Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan Laporan
Ilmiah. Diantaranya :
1) Kegiatan
menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan
ilmiah.
2) Laporan
ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci,
dan ringkas.
3) Laporan
ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi
atau sesama ilmuwan.
4) Laporan
ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah
secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5) Laporan
ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat
tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
· Jenis-jenis Laporan Ilmiah
Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis
Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut :
Ø Laporan Lengkap (Monograf)
ü Menjelaskan
proses penelitian secara menyeluruh.
ü Teknik
penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu
yang bersangkutan.
ü Menjelaskan
hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
ü Menjelaskan
(juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
ü Organisasi
laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan
seterusnya,haruslah padat dan jelas).
Ø Artikel
Ilmiah
ü Artikel
ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
ü Isi
artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang
obyektif.
ü Artikel
ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam
laporan lengkap.
Ø Laporan
Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau
artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak
terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).
· Fungsi Laporan Ilmiah
1) Laporan
penelitian mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat data dan ide
spesifik. Ide spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas
dan cukup rinci agar dapat dievaluasi.
2) Laporan
Ilmiah harus dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu pengetahuan.
3) Laporan
Ilmiah harus berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan pada penelitian
selanjutnya.
· Sistematika Penulisan
Pada dasarnya ada dua bentuk sistematika penulisan ilmiah ,
yaitu penulisan proposal penelitian dan laporan hasil penelitian. Pada umumnya
sistematika penulisan proposal penelitian danpenulisan laporan penelitian
sebagai berikut :
A. BAGIAN AWAL
1. halaman
judul
2. Halamn
persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata
pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
3. Halamn
kata pengantar atau prakata
4. Daftar
isi
5. Daftar
tabel (jika ada)
6. Daftar
gambar (jika ada)
7. Daftar
lampiran (jika ada)
B. BAGIAN UTAMA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang Masalah
2. Rumusan
masalah
3. Tujuan
penelitian
4. Ruang
lingkup
5. Manfaat
penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan
teori/ tinjauan teoretis
2. Kerangak
teori
3. Kerangka
konsep
4. Hipotesis
atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)
BAB III
METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN
· Jenis
penelitian
· Populasi
sample (untuk penelitian disertai unit penelitian )
· Variabel
penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel
penelitian dicantumkan bahan dan alat)
· Definisi
operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan untuk memberi
batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.
· Desain
/ rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
· Lokasi
dan waktu penelitian
· Teknik
pengumplan data.
· Instrumen
penelitian yang digunakan
· Pengolahan
dan Analisis data
BAB IV –
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini
penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya
berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya.
BAB V –
PENUTUP
Penutup
berisi tentang kesimpulan dan saran dari laporan ilmiah tersebut. Kesimpulan
adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari
penelitian yang dilakukan. Kesimpulan diperoleh dari uraian analisis,
interpretasi dan deskripsi yang telah ditulisan pada bagian analisis dan
pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada
diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang
dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian
simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai
penelitian lanjut yang dapat dilakukan.
C. BAGIAN AKHIR
Terdiri
dari Daftar pustaka dan Lampiran – lampiran; Instrumen
penelitian, Berbagai data sekunder yang diperlukan, Anggaran
penelitian, dan Jadwal penelitian.
Sumber
:
Langganan:
Postingan (Atom)